2/20/2009

SENI WAWANCARA RADIO

Jim Beaman, Radio 68H PT. Media Lintas Inti Nusantara, 2002

Awalnya wawancara radio dianggap tidak begitu penting, sebab siaran berita radio mengambil bahan berita berupa teks dari kantor-kantor berita. Baru pada tahun 1937 wawancara pertama kali untuk program buletin berita di lakukan oleh Richard Dimbley untuk BBC. Seiring dengan perkembangannya wawancara radio menjadi penting dalam program radio khususnya jurnalistik radio.
Wawancara adalah perbincangan yang didasarkan pada partisipasi antara penanya dan orang yang menjawabnya untuk bertanya dan menjawab. Ada pewawancara dan ada narasumber yang saling berinteraksi. Menurut Jim Beaman, wawancara radio bertujuan untuk menyampaikan atau memeriksa informasi, memberi pendapat ahli atau umum, menerangkan atau menceritakan suatu tindakan atau keputusan, menggambarkan emosi atau perasaan, atau membuka wawasan ke dalam kepribadian atau sejarah seseorang.
Wawancara radio digunakan pada potongan berita, wawancara berita, fitur(feature), paket, phone in, vox-pop, dokumenter, dan majalah radio. Jenis-jenis wawancara ada empat yaitu wawancara untuk mengumpulkan informasi, mengungkapkan pendapat dan menawarkan penjelasan, pertanggungjawaban, dan wawancara emosional atau kepekaan. Wawancara radio yang terbaik adalah kata-kata dan bunyi-bunyian yang ada harus mampu merangsang imajinasi pendengaran. Fakta, angka dan hal umum digambarkan dan dipaparkan secara jelas dan imajinatif.
Dalam melakukan wawancara radio ada beberapa panduan atau aturan. Radio Authority menyatakan, dalam bagian News Current Affair Code, bahwa para pemilik ijin radio harus menjamin bahwa: narasumber yang dipilih untuk mewakili dalam posisi bicara atas nama suatu kelompok yang diwakili; narasumber harus diberitahu masalah yang dibahas, bentuk dan tujuan program serta kontribusinya digunakan dalam hal apa; yang terakhir narasumber harus diberitahu identitas dan peran yang diinginkan dari partisipan lain yang diusulkan dalam program.
Sebelum melakukan wawancara diperlukan rencana wawancara terlebih dahulu. Menurut Jim ada tiga unsur utama yaitu persiapan, pengaturan dan komunikasi. Hal-hal yang termasuk persiapan meliputi bagaimana profil pendengar radio yang akan menyiarkan wawancara, apa saja yang perlu diketahui pokok bahasan dalam wawancara, siapakah narasumber yang akan diwawancara. Unsur pengaturan meliputi pertimbangan apakah wawancara lebih efektif jika disiarkan secara langsung atau direkam lebih dulu, apa yang dilakukan untuk memperoleh hasil suara yang baik, apakah diperlukan narasumber cadangan. Unsur komunikasi meliputi dengarkan dan perhatikan narasumber berkomunikasi, jangan terlalu menyerang narasumber pada kontak pertama, pastikan narasumber sudah memahami apa yang Anda perlukan.
Yang paling penting dipersiapkan sebelum wawancara adalah manajemen waktu. Bagaimana mengatur waktu supaya wawancara dapat berjalan efektif dan efisien. Pastikan memenuhi tenggat waktu yang sudah ditetapkan. Selain itu diperlukan pembuatan daftar pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara. Pertanyaan tersebut harus penting dan jawabannya yang diinginkan para pendengar. Jangan menuliskan pertanyaan dalam kalimat lengkap tapi buat daftar singkat dalam bentuk memo.
Ada berbagai jenis wawancara yaitu wawancara studio siaran langsung, wawancara studio rekaman, wawancara siaran langsung di lokasi. Ketiga wawancara tersebut memiliki persiapan yang berbeda. Namun ada tindakan umum yang harus dilakukan. Yaitu perkenalan dengan narasumber jika pewawancara belum kenal, memberikan gambaran pokok bahasan untuk wawancara, memberitahu narasumber bahwa wawancara akan direkam, memulai wawancara dengan mengajukan pertanyaan penting yang sudah ada di memo, mengatur tingkat suara. Terkadang pewawancara menghadapi narasumber yang sulit. Misalnya narasumber hanya memberikan jawaban yang singkat, narasumber tidak lansung menjawab pertanyaan yang diajukan.Untuk menghadapinya pewawancara harus pandai dalam mengolah kata sehingga memancing narasumber untuk memberikan jawaban yang tidak singkat dan harus mampu mengarahkan narasumber untuk fokus membahas pokok bahasan wawancara.
Setelah wawancara selesai yang perlu dilakukan adalah memutar rekaman untuk memeriksa apakah wawancara tadi sudah direkam semuanya. Bila ada kesalahan sehingga rekaman tersebut tidak dapat digunakan maka tidak ada pilihan lain selain minta maaf kepada narasumber dan meminta melakukan rekaman ulang. Sebelum disiarkan, hasil rekaman harus disunting terlebih dahulu. Ini dilakukan untuk menghilangkan bahan yang salah dan tidak diinginkan, mengubah durasi wawancara, mengubah urutan bahan. Tahap selanjutnya adalah menulis pengantar untuk wawancara. Pengantar berisi perkenalan yang informatif dan imajinatif tentang topik bahasan dan narasumbernya serta disusun dengan singkat. Tujuan pengantar ini untuk menarik perhatin pendengar dan membuat mereka ingin terus mendengarkan. Dalam penulisannya jangan berpikir untuk membuat tulisan tapi berpikir untuk menceritakannya.
Tahap terakhir dalam wawancara adalah mengadakan evaluasi terhadap wawancara yang sudah disiarkan. Pertama adalah dengarkan seluruhnya dan tulis kesan pertama Anda. Menganalisa siaran wawancara tersebut. Mana bagian yang baik dan mana bagian yang buruk menurut Anda dan pendengar.

No comments: