Tidak semuanya orang pendiam itu bersikap diam dan acuh. Aku mengalaminya hari ini. Terkadang orang yang selama ini aku anggap cuek dan pendiam ternyata memiliki perhatian dan kepedulian. Spontanitas kepeduliannya. Bahkan lebih dibandingkan orang yang memiliki omong besar. Aku jadi mengerti mana orang yang tahu di saat kita sedang dalam kesulitan.
Ya tadi di siang bolong yang panas, ak ditolong seorang kawan. Sebut saja mas Real Man. Saat itu ban sepeda motor aku bocor. Di siang yang panas usai liputan aku mau membawa si Supri ke bengkel terdekat. Tanpa dinyana si Real Man memberikan kunci motornya dan meminta kunci motorku.
Dalam hatiku, apa sih nih orang. Terus ak baru sadar dan menolak tawarannya. Tapi rupanya dia tetap memaksa meminta kunci motorku. Kemudian ia mengecek ban motorku apa masih bisa dikendarai. Ya sudahlah Aku pun mengendarai motornya. Beruntung lokasi tambal ban motor tidak jauh. Dia membawa sepeda motorku ke tambal ban itu.
Ak langsung mengucapkan terima kasih kepadanya dan merasa tidak enak. Kan sebenarnya ak masih bisa bawa motorku sendiri ke bengkel. Tapi dia dengan wajah serius langsung menjawab, "biasa aja. Nggak apa-apa. Aku malah yang nggak enak kalo nggak bantu" katanya
Jeng..jeng., jeng..ak langsung kagum dengan orang yang selama kupikir nggak seru aka garing itu. Dia begitu spontan dan paham menempatkan posisinya sebagai seorang Real Man. Padahal di liputan tadi jg banyak kawan laki2. Duh emang tuh orang pendiem , lugu dan masuk kategori laki2 "alusan". Bahkan lebih lembut dibanding ak kalau ngomong. *duh malunya aku.
Tindakan spontan dia jg nyata terlihat waktu aku dan teman-teman karaoke bareng. Dia tiba2 order makanan dan minuman. Ketika akan pulang dia juga sudah membayar bill di kasir tanpa sepengetahuan kami.
Spontanitas dan kepedulian dibalik karakternya yang pendiam baru kusadari tadi siang. Dia tak biasanya merangkul bahuku dari belakang samping dengan pergelangan tangannya. Dia merangkul bahuku sambil berjalan dan ngobrol menanyakan lokasi acara. Saat ak mendahului teman2ku di belakang, dia melepaskan rangkulannya. Dia paham posisi dan situasi.
Dan malam ini aku baru menyadari kepeduliannya malam ini. Jangan pandang sebelah mata. Makasih kawan..
Yogya, 11/10/2015
No comments:
Post a Comment