Memutar Pena Itu Candu
PENA warna warni itu meliuk-liuk di sela jari-jari mereka. Sesekali gerakan memutar dipadukan melempar menghasilkan gerakan apik dipandang mata. Meski gerakan meliuk dan memutar, pena itu tidak terjatuh, seperti melekat di tangan. Inilah permainan seni memutar pena dengan tangan atau dikenal pen spinning. Menguasai setiap trik gerakan memutar pena menjadi candu para penggemar pen spinning.
Sejumlah anak muda di Yogyakarta yang tergabung dalam Jogja Pen Spinning Community (JPSC) sudah hampir tiga tahun ini menggemarinya. Di setiap kesempatan ada pena atau puplen refleks tangan mereka memainkannya. Di kelas atau saat sedang di jalan mereka memainkannya. Bagi orang awam yang tidak mengetahui permainan ini mengganggap mereka kurang kerjaan.
“Pertama kali lihat saya heran dan terkesima. Main pulpen diputar-putar tapi kok tidak jatuh. Dari saya situlah tertarik permainann ini. Setiap satu trik berhasil dikuasai, rasanya tertantang untuk menguasai trik lainnya,” terang Adrinanus Wisnu salah satu anggota JPSC saat berbincang dengan Merapi di sela kegiatan mereka Jumat (4/12) malam.
Dari berbagai referensi permainan pen spinning bermula di Jepang sekitar tahun 1970. Namun baru berkembang pesat tahun 2000-an. Pada dasarnya semua pena, pensil atau spidol dapat menjadi alat permainan ini. Namun untuk keseimbangan dan keindahan permainan dibutuhkan pena yang sudah dimodifikasi atau <I> pen mod<P>.
“Butuh ketelatenan untuk memainkannya. Paling tidak butuh waktu tiga bulan untuk bisa dikatakan spinner(pemain pen spinning). Satu menit memutar, jari-jari rasanya sudah cukup pegal,” kata Adrianus yang akrab disapa Ian itu.
Ian belajar permainan ini secara otodidak dari video di You tube dan akhirnya masuk di JPSC. Kini ia aktif mengikuti turnamen pen spinning tingkat nasional secara online. Hal yang sama juga dialami salah satu penggagas JPSC, Billy Ramadian. Dia bahkan sempat dimarahi orangtua karena menghabiskan uang hanya untuk membeli pulpen yang mahal. Namun akhirnya orangtua bisa menerima melihat hobi ini juga menghasilkan.
“Awalnya dibilang autis dan kurang kerjaan. Tapi ini namanya hobi memiliki kesenangan masing-masing,” kata Billy.
Permainan ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 2008 dan ke Yogyakarta sekitar tahun 2009. JPSC Sendiri terbentuk pada 25 Februari 2010. Kini keanggotaanya mencapai ratusan dengan peserta aktif sekitar 20 orang. Mereka kebanyakan dari kalangan pelajar dan mahasiswa.
Sebulan sekali komunitas ini ini berkumpul saling sharing dan mempelajari trik pen spinning. Turnamen secara internal juga diadakan untuk meningkatkan kemampuan. Komunitas ini juga sering diundang untuk mengisi berbagai kegiataan komunitas dan festival.
Mereka menjelajah di setiap toko alat tulis untuk mencari komponenen pembuatan pena mod. Bahkan rela merogoh kocek cukup dalam untuk mendapatkan pen mode yang sebagian harus diimpor ini. Satu pen mod dibuat dari 5 komponen pena yang berbeda merek.
Untuk memainkan <I> pen spinning<p> paling tidak ada empat gerakan dasar yang harus dikuasai. Gerakan dasar ini yakni pena mengitari ibu jari (thumb around), memutar pena dengan semua jari dipadu gerakan maju mundur seperti putaran stik (Charge), modifikasi gerakan charge yang dipindahkan ke sela jari-jari lain (Sonic) dan memutari jari-jari dari telunjuk (finger pass)
“Trik dasar, ini harus dikuasai. Trik lainnya merupakan gabungan gerakan keemat trik itu,” tambah Billy yang memiliki koleksi puluhan pen mod ini.
Permainan ini dinilai dari berbagai segi. Bisa dari banyaknya trik yang digunakan dalam sekali permainan, putaran yang konstan dan seberapa lama putaran pena. Untuk memainkannya pun ada beberapa gaya. Menurutnya yang sedang trend adalah gaya power trick, yakni menggabungkan gerakan pena memutar dan melempar.
“Yang paling sulit gaya smoothnes dimana menggabungkan banyak trik tapi gerakannya tetap konstan,” urai mahasiswa UPN Vetaran itu.
Bagi anda yang tertarik dengan permainan ini komunitas ini terbuka menerima saat kegiatan kumpul bersama. Selain itu bisa juga mengakses account Twitter @jpsc25 atau Facebook, Jogja Pen Spinning Community. Ke depan komunitas ini berupaya terus menghidupkan permainan ini dan mencari sponsor untuk mendukung kegiatan.(Tri)
MERAPI-ISTIMEWA
05JPSC
Teman-teman JPSC saat tampil memainkan seni memutar pena atau pen spinning.
*Pernah dimuat di rubrik komunitas Gayeng di Koran Merapi Pembaruan
No comments:
Post a Comment