12/23/2011

Berfacebook Buat Remaja Mudah Kepincut

YOGYA(MERAPI)- Banyaknya remaja dan anak putri yang hilang dan menjadi korban pemerkosaan setelah berkomunikasi dengan teman di situs jejaring sosial adalah salah satu kurangnya kontrol diri. Remaja memiliki hormon yang masih bergejolak sehingga membuatnya kurang mampu mengontrol diri dan memanfaatkan Facebook dengan baik.
Demikian dikemukakan oleh Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sarjana Wiyata Yogyakarta Dra S. Hafsah Budi A Spsi Msi. Dia menjelaskan, awalnya Facebook sebagai situs untuk silaturahmi dan menjalin komunikasi dengan teman lama dan baru. Dalam perkembangannya Facebook telah menjadi gaya hidup di kalangan remaja yang haus akan eksistensi diri untuk diakui masyarakat. Sehingga jika tidak bergabung dan mengaksesnya dianggap tidak gaul.
“Saat menggunakan Facebook dalam jangka lama akan membuat ketergantungan dan pengguna akan larut. Orang dewasa saja bisa larut. Apalagi remaja yang memiliki gejolak hormon tinggi dan anak-anak yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi. Jadi mudah terpengaruh,” kata Dra S Hafsah kepada Merapi di kantornya Rabu (17/2).
Dia menambahkan, komunikasi di Facebook dalam perkembangannya muncul keisengan. Keisengan inilah yang menjadi peluang tindakan merugikan. Pada dasarnya dampak yang ditimbulkan dari mengakses Facebook dan mengakses gambar porno di internet sama. Justru di Facebook komunikasi intensif lebih bisa terjalin.
“Sapaan dan empati secara intens antara remaja dengan teman yang dikenal di Facebook, membuat semakin akrab dan mudah diajak untuk bertemu dan pergi bersama. Padahal perlu diwaspadai, karakter orang di Facebook tidak selalu benar. Artinya bisa saja menipu, karena ekspresi wajah saat berkomunikasi di Facebook tidak terlihat,” terang Konsuler masalah perempuan dan anak lembaga kosultasi Psikologi Rekso Diah Utami itu yang belum lama ini menangani anak SD korban Facebook.
Menurut Hafsah untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan peranan dari berbagai pihak. Orangtua yang paling utama. Pendampingan penggunaan internet dan akses Facebook adalah yang utama. Sebaiknya orangtua memberi kegiatan yang mengandung tiga hal yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Para remaja juga harus memastikan identitas dan kebenaran teman yang dikenal di Facebook sebelum diajak bertemu.
“Sebaiknya orangtua juga jangan memberi handphone untuk anak usia SD. Apalagi yang berfaslitas internet. Sebab anak akan lebih mudah dan lebih bebas mengakses situs porno dan Facebook dengan orang asing. Peranan terbesar seharusnya dari pemerintah untuk melindungi pengguna internet atau teknologi lain bagi para penggunanya, khususnya di kalangan anak-anak,” pungkas Hafsah.(Tri)



Pernah dimuat di Koran Merapi Pembaruan

11/30/2011

Goodbye November, Goodbye Shadow(man)



Sudah saatnya saya harus menutup kisah chapter 1 ini. Ya jawaban terang benderang sudah kudapatkan hari ini. Pagi tadi dia memberi kabar, desember ini akan melangsungkan akad nikah dengan calonnya.
Pesan itu saya baca seperti biasa. Tak ada rasa nyeseg ataupun tetesan air mata. Bahkan saya baru sempat membalasnya malam hari. Bukan karena sensi tapi karena agenda hari ini yang padat. Biasa saja dan nothing special.. justru saya merasa senang mendengarnya. Tanda dia masih menjaga hubungan sebagai kawan yang harus diberi kabar bahagia. Akhirnya ia bisa meraihnya setelah melihat perjalanan hidupnya.
Bukan hanya itu saja, bagi saya bayangannya yang selama ini kadang muncul dengan tiba-tiba sms dan telpon darinya tidak ada lagi. It’s mean saya bisa menatap masa depan dengan tenang tanpa ada bayang-bayangnya lagi.
Kami memang punya cerita cinta, ceria, semangat, sedih dan perjuangan bersama di masa lalu. Semuanya masih tersimpan dalam kenangan pada bintang yang kami bawa masing-masing. Bintang yang menjadi simbol dekat di saat jauh karena kami bisa sama-sama melihatnya meski di tempat jauh dan berbeda.
Bintang itu masih kami simpan masing-masing. Kini bintang ini menjadi tanda kami tetap berhubungan sebagai kawan. Memang inilah skenario Allah, yang harus saya terima dengan ikhlas. Saya percaya ini yang terbaik buat saya dan dia. Semoga dia bahagia dengan pilihannya dan semoga saya mendapat bintang jatuh di saat yang tepat , karena semua akan indah pada waktunya,
Di malam akhir bulan November ini mari teriakkan Godbye November and Godbye Shadow (man)…

8/13/2011

Berkah Lebaran dari Koran Bekas


SUDAH tiga kali Lebaran Idul Fitri ini, Hendra Falsafah (20) selalu sibuk seusai salat ied di lapangan Alun-Alun Utara. Ribuan lembaran kertas koran bekas yang digunakan sebagian besar peserta salat telah menanti untuk diambilnya. Banyak warga yang meninggalkanya dan membiarkannya menjadi sampah. Namun demikian, sampah-sampah koran bekas itu menjadi berkah bagi Hendra dan sejumlah kawannya.
“Ini Lebaran yang ketiga, saya menjadi pemungut koran bekas. Hasilnya lumayan buat biaya hidup dan tambah biaya kuliah,” kata Hendra kepada Merapi

di sela-sela ia memungut koran bekas di Alun-Alun Utara Jumat (10/9).
Kendati berstatus mahasiswa Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Alma Ata, namun ia tak malu melakukan kegiatan tersebut. Kehidupan di perantauan dengan biaya hidup yang tak sedikit, membuatnya tidak ingin membebankan semua biaya ke orangtuanya. Maka ia pun rela tiga kali Lebaran ini tak mudik ke kampung halamannya di Jawa Timur dan memanfaatkannya untuk memungut kertas koran bekas sebagai tambahan biaya hidup.
Setiap Lebaran Hendra mampu mengumpulkan sekitar 600an kg koran bekas. Ia tak perlu repot mencari penadah pembeli kertasnya, karena sudah banyak penadah rongsokan yang menanti. Setiap kilogram kertas koran bekas tersebut ia jual Rp 1000an.
“Alhamdulilah setiap Lebaran rata-rata bisa mengumpulkan Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribuan,” ujarnya.
Menurutnya, setiap tahun saat Lebaran jumlah orang yang mengambil koran di alun-alun utara bertambah. Mereka ada yang berkelompok atau sendiri. Meski jumlah pengambil koran bekas bertambah, namun tidak sampai mengurangi penghasilan Hendra dan pengambil koran bekas lainnya. (Tri)



MERAPI-TRI DARMIYATI
Hendra saat mengambil kertas koran bekas yang digunakan sebagian besar peserta salat ied di Alun-Alun utara Jumat (10/9).

6/28/2011

Mujiran Diujung Maut Banjir Lahar



MUJIRAN (39) warga Karanglo Argomulyo Cangkringan Sleman tak menyangka sore itu nyawanya sudah diujung maut banjir lahar dingin. Namun berkat pohon nangka yang ia panjat selama setengah jam lebih, nyawanya selamat dari luapan banjir lahar di Kali Gendol.
Sekitar pukul 16.00 wib, Mujiran diberi tugas dukuhnya menjaga backhoe normalisasi di sepanjang Kali Gendol di wilayahnya. Dalam kondisi hujan deras ia mengendarai motor untuk menghalau petugas backhoe turun. Dia berhenti di atas dam Jetis Argomulyo Cangkringan, kemudian menghalau petugas yang mengoperasikan backhoe untuk berhenti dan turun.
“Setelah turun dari atas dam, tiba-tiba aliran deras dari Kali Gendol sudah berbelok dan menghantam saya. Suasana terlihat gelap karena asap dari lahar dingin. Untungnya saya terlempar di sebuah pohon melinjo dan saya menapaki batu besar berpindah ke pohon nangka,” urai Mujiran saat berbincang dengan Merapi Minggu (9/1) di lokasi kejadian.
Saat itu Mujiran panik, motornya terlempar hingga 20 meter lebih dari tempat semula. Dia hanya bisa pasrah dan berpegang kuat memanjat pohon nangka. Sering kali pohon nangka bergoyang keras terkena material batu besar. Suami Triasih itu hanya bisa berdoa dan berteriak minta tolong di atas pohon yang satu meter di bawahnya aliran lahar dingin mengepul asap panas.
“Saya kontak pakai HT dan hanphone tapi tidak ada yang nyambung. Setelah berteriak minta tolong sekitar setengah jam, sampai suara saya serak baru ada warga yang menolong,” terang pekerja buruh bangunan itu.
Setelah banjir lahar dingin cukup surut atau sekitar setengah jam lebih tertahan di atas pohon nangka, bapak dua anak ini baru turun. Dia bersyukur masih diberi keselamatan dari peritiwa yang berlangsung cukup cepat itu. Namun ia harus kehilangan motor satu-satunya kendaraan berharganya. Dia masih bingung dan belum tahu perbaikan motor akan dibayar dengan uang apa. Mengingat pekerjaanya hanya serabutan buruk kuli bangunan.
“Saya pasrah, yang penting nyawa saya selamat. Saat ini motor masih dibengkel karena rusak parah,” pungkasnya. (Tri)

Foto : Mujiran menunjukkan pohon nangka yang ia panjat dan menyelamatkannya dari luapan banjir lahar dingin.

Dimuat di Koran Merapi Pembaruan 10 Januri 2011

6/23/2011

Hindari Gendam, Tepuk Balik Sentuhan Penggendam

Gendam selalu diidentikan dengan hipnotis. Namun sesungguhnya gendam dan hipnosis (ilmu hipnotis) memiliki perbedaan tipis. Gendam dan hipnosis sama-sama mempengaruhi pikiran orang untuk tujuan tertentu.
Gendam kebanyakan dilakukan untuk tindak kejahatan. Namun masyarakat tak perlu panik, ada sejumlah antisipas si yang bisa dilakukan.
Menurut salah seorang mantan pelaku gendam Ag (35) (bukan nama sebenarnya)yang tinggal di Yogyakarta, gendam dilakukan dengan mempengaruhi pikiran korban melalui sentuhan fisik. Sentuhan fisik seperti dengan tepukan di salah satu bagian tubuh korban.
“Cukup sekali sentuh, orang akan menuruti apa yang diperintahkan pengendam. Selang beberapa menit, orang tersebut baru sadar. Gendam tidak bisa dilakukan dengan perantara media telepon atau sms,” kata Ag saat berbincang dengan Merapi baru-baru ini.
Ag yang sekarang berprofesi sebagai hipnoterapi menjelaskan, gendam dan hipnotis sama-sama bertujuan mempengaruhi pikiran seseorang untuk melakukan sesuatu. Perbedaannya hipnotis memerlukan kesepakatan dari orang yang bersangkutan dan pada gendam tidak perlu ada kesepakatan tersebut. Ilmu gendam juga membutuhkan unsur magis untuk melakukan aksinya sedangkan hipnotis tidak.
“Dulu saya harus menjalani puasa 40 hari dan sejumlah ritual klenik. Tubuhjuga diisi dengan kekuatan magik. Setelah itu ilmu gendam sudah bisa digunakan. Kalau hipnosis itu murni pengaruh pikiran,” ujarnya.
Sejumlahantisipasi yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghindari gendam antara lain pikiran jangan terlalu fokus pada sesuatu, suka murung dan pikiran kemana-mana. Saat-saat seperti itu, menurut Ag, gendam mudah masuk.
“Pikiran yang terlalu fokus misalnya membaca buku atau bersms denganhandphone. Cara lain untuk menghindarinya, bisa dengan reflek menepuk balik orang tersebut yang dicurigai penggendam,” tandasnya.(Tri)

Dimuat di Koran Merapi Pembaruan Yogyakarta Minggu 3 Oktober 2010

4/11/2011

What 24???



Hemm, berkurang lagi jatah umurku tahun ini. entah kenapa angka 24 yang kudapat di tahun ini berbeda dengan angka-angka tahun-tahun lalu. Kayakanya baru kemarin sore rasanya aku masih SMA (gak ding, yang ini lebai banget. He,,he). Maksudnya kayaknya baru kemarin umurku masih dua puluh, masih punya banyak waktu buat main-main. Gak terasa aja ya,,well that’s life. Aku harus melalui roda kehidupan ini sampai “kontrak” hidupku di dunia , habis.
Anyway, bagiku angka 24 adalah perpaduan unik tapi jauh dari namaku. Angka 4 didapat dari perpaduan angka pertama yang dijumlah.. trus 4 dikurangi 2 hasilnya tetap 2. (Hem, kalau itu jelas banget yak, he.he.) . Tapi sayang tidak ada angka 3 yang menunjukkan namaku.
Umumnya 24 seorang mahasiswa sudah menamatkan kuliahnya, ,, (ngaku pasrah deh , sdang berproses nih). bahkan ibuku 24 sudah menikah. Belum nulis buku, belum backpacker ke Raja Ampat, Belitung, Jepang, ke AS atau ke Sorbone, belum ketemu langsung doraemon, Jackie chan, blum bla,..bla..bla,,,,(ngiimpiii tri, biar deh mimpi besar, gratis ini)
Hem, manusia nurutin gak ada habisnya., tapi kalau mimpi positif it’s ok, motivasil-lah. Tak banyak ini itu yang ak INGINkan. Cuma melihat perjalanan hidupku di ke 24 ini hal penting dan sederhana apa yang belum kulakukan, dan yang belum kuberikan.
Yang belum saya lakukan, belum ningkatin ibadah, menyenangkan orangtua sepenuhnya, karena kadang masih gak nurut dan belum selesai tanggung jawab ilmiah, kadang silang pendapat, olah raga teratur, rutin bangun pagi, ngembaliiin barang2 di rumah pada tempatnya, belum disiplin waktu buat ngerjain tugas masa depan.
belum nemenin tidur di rumah kakek yang skrang sendirian aja, belum bisa menghadiri undangan pengjian undangan teman remaja masjid, belum nurutin permintaan ngajarin nulis teman, rutin makan 3 kali sehari, periksa gigi lagi padhal udah hbis antibiotik, belum rutin nulis blog…,lupa menyapa dulu teman2 lama di fb,.. lupa ngucapin maksih sama tukang parkir,.
So pastinya banyak kesalahan yang kuperbuat, bodohnya ak pernah sengaja melakukan kesalahan biar lepas dari tubi-tubian “tugas” yang tak kunjung habisnya, kupikir kok g adil,, ada orang lain yg lebih “free” knpa aku. Tapi yap…menyesal slalu datang di akhir. Pasti ada hikmah yang kutrima kelak dengan “tugas2” itu. Biarlah ketidakadilan dari sudut pandangku, bisa membuatku bersikap adil, toh itu tempaan yang harusnya membuatku bisa lebih fight buat ke depan.
What next.. ya jelas Insya Allah melakukan yang belum kukerjakan, menyelesaikan apa yang sudah kumulai dan melakukan lebih baik lagi yang sudah kulakukan tiap hari. Banyak kurangnya deh, apa yang belum kulakukan dan berikan ke orang banyak,
Kata banyak kawan harus mengutamakan skala prioritas. Teori sih aku tau, prakteknya,, hem ngejalaninya sulit juga. Tapi aku akan dan harus berusaha melakukannya. Mohon bantuannya ya..
Di 24 tahun ini ibuku bilang,, “semoga cita-citaku tercapai,sehat dan mendapat pendamping hidup yang soleh,” katanya seraya bilang di hari ultahku belum sempat “nyayang” aku.
Kalau bapakku sih biasa tak banyak bicara. Tapi sekali bicara “nyeleneh” bikin gondok dan kadang ketawan. Tapi dari guratan wajah bapak yang sudah membesarkan aku sampai kebesaran sekarang, diamnya beliau bagiku sudah “berbicara”. karena dia percaya aku sudah dianggap dewasa mana pilihan hidup dan konsekuensi serta resiko yang kuterima.
Buat kakak-kakaku tercinta. Buat my sister, terimkasih banyak untuk kejutan kecil di pagi hari di ultahku. Maaf ak sudah banyak merepotkanmu. Insya Allah aku nurut deh, berusaha bangun pagi .
Buat semua sahabat, kawan, teman-teman dan kenalan yang mengisi keseharianku terimakasih sudah membuat hidupku di 24 tahun ini lebih berwarna dan berkaca, ayo kejar mimpi kita.

3/01/2011

dilema...

Hampir dua tahun saya kuliah sambil bergelut di dunia jurnalistik media cetak harian. Saya memang menyukai dunia ini sejak sma. Beruntung detik ini saya masih bisa merasakannya. Ya itulah idealisme saya bisa mengabarkan informasi dan mengontrol publik mengenal semua orang dari berbagai kalangan. Dampaknya luar biasa bagi hidup bisa melihat sesuatu dari berbagai sisi sudut pandang.
yah, tapi beberapa bulan ini saya juga tersudutkan dengan pikiran studi kuliah saya yang terbengkalai. Orangtua saya,juga tidak menuntut saya harus bisa lulus kuliah tepat waktu ketika saya memutuskan kuliah dan bekerja di media. Bagi saya mereka cukup demokratis dengan menyerahkan segala keputsan dan resiko pada plihan saya. Mungkin mereka mengingat slama ini saya kuliah dengan biaya sendiri. Tapi, saya nggak maua main2 tiga tahun saya harus lulus jangan gagal.
Lingkungan di media dan teman2 di lapangan cukup membuat saya tertawa riuh dengan senda gurau tak bermutu. momen paling mengasyikan dan menegangkan bagi saya saat meliput bencana merapi. Namun saya selalu terngiang, kuliah yang belum selesai-selesai,
oh my Good ini dilema berat bagi saya. Terus terang, saya sulit mengatur waktu untuk keduanya. belum lagi ada tugas tambahan untuk liputan khusus tiap minggu. kalender hitam bagi saya.Pulang ke rumah malam, badan udah capek nggak kuat buat mikir di depan laptop dan tumpukan kajian pustaka.
Saya harus putuskan saya harus putuskan satu keputusan jangan sampai gagal demi masa depan kuliah dan biar otak gak pecah mikir dua hal berat dalam satu badan. Seandainya saja ada mesin fotokopi badan atau disahkan kloning manusia di indonesia kemungkinan besar akan saya lakukan. sayang tidak ada.desprate-nya,,
mlama ini rencan saya akan menyatakan keputusan itu, tapi nuansa dan suasana juga belum kondusif. apalagi orang nomer satu di redaksi sedang sakit. tak sampai hati saya bilang keputusan saya. apalagi selama ini mereka memberi kesempatan belajar dan mau menerima saya meski saya masih berstatus mahasiswa semester 4.
Oh good. sepertinya saya harus menghadapMu di sepertiga malam untuk menentukan putusan yang terbaik buat semuanya.
Ya Allah Mudahkanlah dan lancarkanlah jalan hidupku semuanya atas rida demi menuju JalanMU. berikan putusan pilhan yang terbaik bagi semuanya. amin,