JANGAN DIKIRA CINTA ITU DATANG DARI KEAKRABAN YANG LAMA
DAN KARENA PENDEKATAN YANG TEKUN
CINTA ADALAH KECOCOKAN JIWA DAN JIKA ITU TIDAK PERNAH ADA
CINTA TIDAK AKAN PERNAH TERCIPTA DALAM HITUNGAN TAHUN
BAHKAN MILENIA(KAHLIL GIBRAN)
Sepenggal karya Kahlil Gibran di atas seharusnya bisa menyadarkan aku, untuk tidak memikirkan dan mengharapkannya lagi. Tapi rupanya pernyataan itu hanya menyadarkan aku beberapa waktu saja.
Aku suka dia sejak pandangan pertama 3,5 tahun lalu. Dia sangat baik. Kita sering diskusi dan kadang jalan bareng. Wajahnya yang chinese dan kecerdasannya di bidang IT membuat aku semakin tertarik dengannya. Kita ngerasa punya visi yang sama dan pemikiran yang sejalan.
Namun semenjak aku tahu, dia sudah punya pacar, aku mulai menjauh. Setahun lalu dia putus dengan pacarnya. Hubunganku dengannya mulai dekat lagi. Tapi dia masih mencintai mantan pacarnya yang bernama sama denganku.
Setengah tahun ini, aku kuliah sambil kerja. Kuakui aku masih belum bisa melupakannya. Namanya seperti terukir dalam hati. Walapun aku tau, dia masih mencintai dan menanti pacarnya kembali. Dan itu membuat aku sakit mendengarnya.
Tapi tak bisa kupungkiri setiap malam saat hujan tiba entah kenapa aku pasti selalu ingat dengannya. Tatapan matanya dan senyumnya selalu bisa meluluhkan hatiku. Apalagi saat dia tidak sengaja memeluk aku.
Pekerjaanku sebagai reporter harian dan tugas-tugas kuliah praktis menyibukkanku. Tentu saja ini membuat aku bisa menjauhkan darimu. Menurutku ini adalah cara yang tepat untuk diriku. Sebelum dia pergi selamanya. Ya terapi menjauh sebelum merasa jauh. Awalnya aku bisa menepis tidak memikirkannya. Tapi minggu ini, aku kira bisa jauh dari semuanya
Memang aku jauh darimu. Tak menemuimu. Tapi hati ini tak bisa berbohong,...masih tetap memikirkannya hingga detik ini.
Aku ingin dia bahagia. Jika bahagianya ternyata bukan bersamaku. Aku akan kuatkan hati ini untuk ikhlas melihatnya bahagia dengan orang lain. Karena aku benar-benar menyayanginya dengan tulus...
No comments:
Post a Comment