3/25/2017

Hore Lulus Baper First Love

Dan akhirnya aku memutuskan untuk menerima permintaanya untuk bertemu. I have to finish unfinished part itu alasan kuat aku bersedia menemuinya. Setelah 6 tahun aku dan dia tidak bertemu dan berkomunikasi. Tapi permintaanya untuk datang ke rumah aku tolak dan kami bertemu di sebuah kedai susu tidak jauh dari rumah.
Hujan malam itu sudah reda dan akhirnya aku memantabkan hati kembali dan bismillah menemuinya sebagai bentuk menjaga silaturahmi. Yup dan semuanya mengalir tanpa ada perasaan deg-degan dan takut menatap matanya seperti dulu. 
Dia datang lebih dulu dan memilih meja saat aku akan berangkat dari rumah. Tiba di lokasi aku langsung melihat sosok berkaca mata dan kurus di deretan meja depan kedai. Dia tetap terlihat dingin dan "software style". Beruntung dia mengenakan jaket kulit hitam (aku benci jaket kulit) Bukan kemeja atau t-shirt bergaris yang dulu selalu membuat aku "melting".
Perbincangan basa basi soal kabar, keluarga dan pekerjaan mengawali. Dia yang sibuk dengan pekerjaan dan proyeknya hingga pelatihan yang membuatanya berada di Jogja lagi dalam waktu sekitar 10 hari. Satu wataknya yang tidak berubah yakni menerima apapun meskipun haknya dirampas orang lain. Ini yang bikin aku gemes dan selalu emosional sendiri dulu. Ia juga menanyakan terkait pekerjaanku kini. Semuanya mengalir tanpa ada "gelut". 
Ia juga menceritakan keluarga kecilnya yang terpaksa ia tinggal karena jarak jauh pekerjaan. Aku senang kini dia terlihat bahagia dan bisa menikmati kehidupan. Pembicaraan semakin lebar sampai dia mengarahkan pertanyaan soal kehidupan pribadiku (Kau tak berhak tanyakan keadaanku lagi. Ya apalagi soal pasangan hidup). 
"Gimana kamu sudah ada pandangan kan" Pertanyaan itu langsung aku jawab, aku belum menemukan orang yang cocok. Dan dia mulai menguliahi aku dengan pemikirann seperti kebanyakan orang. "Kalau usia 30 tahun itu rawan persalinan kelahiran" istriku pernah keguguran..tak suruh berhenti kerja. bla..bla..bla,, Dan disitulah aku mulai beda pendapat. "Soal kelahiran itu urusan Allah. Usia bukan sepenuhnya, jika Allah berkehendak dilancarkan. Lagian usiaku belum kepala tiga. Dia hanya tersenyum kecil. (masih seperti dulu saat aku selalu menggebu-gebu berdebat dengannya, ia lebih memilih senyum atau kadang memegang kepalaku). Tapi riak perbincaangan itu tak berlangsung lama. Kami memilih membicaarkan soal teman-teman lama. 
Satu hal yang membuat aku sedikit bertanya dan berpikir ketika dia bilang akan menghapus perbincangan pesan singkat kami di ponselnya, (heloo itu ngapain disampaikan ke aku, kalau mau hapus-hapus aja kali. Aku aja menghapus pesannya tidak bilang-bilang). Dasar mahkluk Mars suka aneh. Apa dia yang baper atau mau membuat aku baper. Salah itu, aku sudah lulus dari baper. 
Setelah hampir dua jam, saat segelas susu jumbo miliknya tandas dan teh sere serta pisang coklatku tersisa, kami memutuskan menyudahi perbincangan. Yup akhirnya aku bisa melewati masa lalu dan first love dengan lancar. Nggak pakai baper lagi.
Masa lalu firts love memang sulit dilupakan. Tapi bukan berati harus "membanting pintu keras" untuk melupakan dan menolak apapun tentangnya. Tapi cukup diletakan di sudut belakang dan dibungkus plastik hitam. Jangan ditengok. Kalau datang ya dilihat tapi jangan kembali ke belakang. Fokus ke depan. Hore lulus baper firts love. 

PS : Tapi soal karakter dan tipe seperti dia yang dingin, pintar dan berkacamata kotak seperti Conan sulit dihilangkan. Ini aku belum lulus-lulus, hihihi..

3/12/2017

First Love Datang (lagi) Baper(ang) Menyerang

Entahlah... Kalimat itu yg tepat menggambarkan kondisiku saat ini. Bukan karena pekerjaan. Tapi lagi-lagi soal masa lalu yg sudah kustempel "tamat". Aku sudah nyaman menjalani hidup selama beberapa tahun ini tanpa menaruh harapan pada makhluk adam. Namun setelah hampir 6 tahun lost contact, benteng pertahananku mulai retak dengan kehadiranmu lagi. Yupp firts love yg dulu membuat ak bego sampai nangis bawang bombay..
Berawal dari pesan WA masuk ke hpku di malam hari. Dia basa basi say hello. Tapi tak kubuka. Baru siang harinya tanpa sengaja kebuka pesen itu gegara ak salah sentuh chat WA (nasib jari nggak imut suka meleset dan typho). Dan akhirnya terbaca.. (Sial) dan berlanjut ke pesan pertanyaan baru dan basa basi lagi... Pertanyaan yang paling nyebelin adalah sudah berapa anakmu? (Helooo emang kucing yang beranak pinak, kawin tanpa nikah).
Apa daya terpaksa kubalas dan sedikit emosi. Dia selalu membalasnya dengan emoticon innocent. (Sama kayak dulu mukamu innocent dan sok smart). Anyway intinya dia memberi kabar sedang ada pelatihan di Jogja dan ngajakin ketemuan. Diarr,.. Apa sih nih maunya orang. Setelah sekian lama tanpa kabar dan cerita lalu yg sudah usai, kini ngajaki ketemuan. Aku pikir cukup masa lalu saja yang sudah mengetuk dan membanting pintu hati hingga sulit di buka sampai kini. I had need for more 3 years to heal my heart and got up to walking forwad.
Ak jawab sekenanya dan tak berminat untuk bertemu. Tapi dia tetap ingin mengajak ketemu. Bahkan mau ke rumah. (Sial ). Langsung aku tangkis dengan tawaran ketemuan di luar. Aku nggak mau membuat ibu bertanya lagi seperti dulu. Entahlah aku lupa. Apakah ibu sudah aku kasih tahu atau belum,, jika dia sudah melepas masa lajangnya.
Tapi bukan cuma itu saja. Namun aku harus siap dengan berondongan pertanyaan kapan nikah, tuh dia udah nikah, jika ia datang ke rumahku..
Dan tibalah hari sabtu. Sampai siang itu ak masih galau antara menemuimu atau tidak. Hingga malam hari tiba, dia WA tanya. Tapi sengaja tak kubuka. Ak tepar di kasur gegara ak bingung dengan perasaanku. Entah bawa perasaan (baper) kenangan dulu atau rasa baper(ang) dengannya yg membuat ak dulu jd manusia bodoh. Malam itu saking bingungnya ak sampai ketiduran hingga hpku off sampai pagi. Baru kali pertama ak resah dan takut serta deg-degan jika diannekat ke di rumah. Dia tipe yg "tiba-tiba". Seperti dulu dia pernah ngajakin makan bareng, tahu-tahu udah di depan rumah. Padahal baru saja ngabarinnya, (tahu mungkin aku suka ngeless klo diajakin). Dan tepat dugaanku. Paginya hp kucash, banyak WA dan telepon masuk dari dia. Tapi ak baru membukanya siang hari. Ternyata malam itu dia sudah dekat rumah dan tak bs menghubungiku.  Dan yak dia  rada marah.. Fine.. Setelah terbaca kau marah lagi.  Akhirnya kita buat kesepakatan tetap ketemu. OMG ketemuan?? Serius Tri apa km sadar dengan ketemu langsung. Siap2 baper dengan pemilik mimik muka dingin dan berkacamata itu. Damn.., jangan baper dan ngajak perang lagi...
Please he had lovely family and I have been enjoying my life. No man no hurt felling..that I have been keeping for now. It's seem "zero" like balance of life without fall and dying. Just only hope to Allah, no one else. Bismillah saja, smg aku bisa mensikapinya dengan dewasa. Kata seorang bijak, getting "heartache" make you wiser...