12/26/2010

Satu jam percakapan kenangan



Sore tadi ia mengirim sms memintaku menemuinya. Tapi hari ini aku malas beranjak dari rumah. Karena masih menanggung cucian dan ingin menghabiskan libur sabtu di rumah.
Aku pun memutuskan tak bisa menemuinya di kosnya. Aku sudah capek. Hanya beberapa sms kukirim padanya.
Selang satu jam kau memintaku menemanimu makan. Aku mau menemanimu asal kau jemput. Hanya menemanimu bicara dengan segelas minuman, karena aku sudah makan. Lima belas menit kemudian, hpku berbunyi. Rupanya dia sudah di depan rumah dengan sepeda motornya. Aku sudah siap dengan jaket hangat, tapi kau berkata "kok jadi males ya, keluar makan. Aku cuma pengin ngobrol kok," katamu.
Ok g pa2 pas aku jg lagi malas keluar. Aku mengajaknya ngobrol di beranda rumah. Untung ibu dan bapak lagi nginep di rumah eyang. Aman jd ibu g bakal tanya kabarnya lagi.
Percakapan malam itu cukup beragam. Terutama membicarakan masalah kerjaan dan kenangan. Cerita lagu lama perlakuan ibunya ke mantan pacarnya. Mungkin sepenggal kalimatku menjadi poin penilaianmu. "mungkin aku akan bersikap seperti mantan pacarmu jika ibumu tidak merestui hubunganmu. Karena pasti berat melawan cinta itu, sebab aku bukan termasuk orang yang berjuang mati-matian untuk memiliki orang yang kita saying.
Kaupun hanya tersenyum dan kembali ke cerita cinta kandasmu.
Well aku nggak nyangka akan mengatakannya. Dia hanya bilang berkomitmen itu susah. Kita harus benar-benar berpikir dan yakin apa yang dikatakan dan konsekuensi apa yang didapat sebelum berkomitmen menjalin hubungan.
Aku pun mengamini dia dan berkata, itu sebabnya aku belum berkomitmen.,karena aku takut, apa aku bisa menerima konsekuensi yang ada dengan ikhlas. Termasuk menerima dirinya. Aku tak berani berkata "ya aku menerima komitmenmu" atau tidak menerimanya dan tidak berkomunikasi. Sebab aku ragu dan takut, apa aku bisa memenuhi komitmen dan menerima dia apa adanya. Aku tak sampai hati membuatmu terluka lagi. Cukup mantan pacarnya saja...

No comments: