12/26/2010
.....kosong......
Aku tak tahu. Rasanya hidupku tak lengkap. Dia yang ada di hatiku tak mungkin kumiliki. Lagi pula aku juga meragu, apa aku bisa berkomitmen dengannya dalam sebuah mahligai kehidupan. Aku takut mengecewakannya, bila pada saatnya nanti aku tidak bisa menerima keadaanya. Cintanya dengan mantan pacarnya begitu kuat, kendati harus kandas. Aku yakin dia dulu pernah ada rasa ke aku. Kalau tidak kenpa dia pernah memegang tanganku dan memelukku dengan tatapan penuh arti dari hati. Bahkan mencoba menyatakan cinta walau sambil bercanda. Kebersamaan aku dan dia sudah hampir empat tahun. Tapi what ever lah, krna cintanya begitu kuat, aku mundur teratur mengelak perasaanku sendiri. Dari pada aku sakit hati. Meskipun dia selalu maju dan hadir di kehidupanku dengan sikap manisnya yang slalu bisa meluluhkan hatiku. Aku tak ingin terjebak dengan perasaan ini. Hanya saja selama ini aku belum mnemukan sosok yang kucari seperti dirinya. Semuanya yang kucari ada di dirinya, namun tak bisa kudapatkan. Dia hadir dan nyata dalam mataku, tapi hanya bayang semu terasa. Terlihat dari mata hati dan berisi namun sejatinya kosong..
Satu jam percakapan kenangan
Sore tadi ia mengirim sms memintaku menemuinya. Tapi hari ini aku malas beranjak dari rumah. Karena masih menanggung cucian dan ingin menghabiskan libur sabtu di rumah.
Aku pun memutuskan tak bisa menemuinya di kosnya. Aku sudah capek. Hanya beberapa sms kukirim padanya.
Selang satu jam kau memintaku menemanimu makan. Aku mau menemanimu asal kau jemput. Hanya menemanimu bicara dengan segelas minuman, karena aku sudah makan. Lima belas menit kemudian, hpku berbunyi. Rupanya dia sudah di depan rumah dengan sepeda motornya. Aku sudah siap dengan jaket hangat, tapi kau berkata "kok jadi males ya, keluar makan. Aku cuma pengin ngobrol kok," katamu.
Ok g pa2 pas aku jg lagi malas keluar. Aku mengajaknya ngobrol di beranda rumah. Untung ibu dan bapak lagi nginep di rumah eyang. Aman jd ibu g bakal tanya kabarnya lagi.
Percakapan malam itu cukup beragam. Terutama membicarakan masalah kerjaan dan kenangan. Cerita lagu lama perlakuan ibunya ke mantan pacarnya. Mungkin sepenggal kalimatku menjadi poin penilaianmu. "mungkin aku akan bersikap seperti mantan pacarmu jika ibumu tidak merestui hubunganmu. Karena pasti berat melawan cinta itu, sebab aku bukan termasuk orang yang berjuang mati-matian untuk memiliki orang yang kita saying.
Kaupun hanya tersenyum dan kembali ke cerita cinta kandasmu.
Well aku nggak nyangka akan mengatakannya. Dia hanya bilang berkomitmen itu susah. Kita harus benar-benar berpikir dan yakin apa yang dikatakan dan konsekuensi apa yang didapat sebelum berkomitmen menjalin hubungan.
Aku pun mengamini dia dan berkata, itu sebabnya aku belum berkomitmen.,karena aku takut, apa aku bisa menerima konsekuensi yang ada dengan ikhlas. Termasuk menerima dirinya. Aku tak berani berkata "ya aku menerima komitmenmu" atau tidak menerimanya dan tidak berkomunikasi. Sebab aku ragu dan takut, apa aku bisa memenuhi komitmen dan menerima dia apa adanya. Aku tak sampai hati membuatmu terluka lagi. Cukup mantan pacarnya saja...
Subscribe to:
Posts (Atom)