9/25/2017

TEROR "KAPAN NIKAH ?!"

Jadi kapan ? Undangannya lo jangan lupa. 
Itu si **i udah nikah belum ?! Udah punya calon atau pacar belum ? 
Umur berapa sekarang? Mbok buruan nikah. Kalau di atas 30 tahun hamil dan lahirannya rentan lo
Ayo giliran **i kapan? Kan udah semua, mas mbaknya..
Terus kamu kapan?! Buruan nikah nanti biar ibuk asuh sekalian anaknya. Pokoknya cucu-cucuku semuanya ibuk asuh...

Yup itu beberapa pertanyaan ( lebih ke desakan menurutku) yang  santer ditujukan ke aku selama beberapa bulan ini. Baik langsung maupun tak langsung. Tepatnya saat jatah umurku berkurang 1 dan jadi muncul angka 3 di depan. 
Semua aku jawab basa basi. Paling andalan amin doanya ya, sembari pasang senyum. Balasanku lainnya adalah ok, besok kalau aku sudah tahu jawabannya aku kabarin deh. Kalau yang tanya usia selevel kujawab kapan-kapan deh. 

Hahah lha gimana lagi. Menurutku mereka itu tahu atau pura-pura tidak tahu atau benar-benar tidak paham ?! Jodoh dan menikah  adalah rahasia Allah. Yang sudah menikah lalu cerai giman? Itu jodoh atau nggak berjodoh. Nah lo.. Itulah rahasia Allah. Tak ada yang tahu kan.

Pertanyaan itu serupa dengan "kapan kamu mati?  
Coba orang-orang yang nanya kapan kawin atau kapan nikah dikasih pertanyaan itu, mau jawab apa hayo.. Heheh nggak tahu kan kapan kita mati, karena hanya Allah yang tahu. Itu sama dengan jodoh hanya Allah yang Maha mengetahui.
Tapi aku nggak akan sefrontal itu balik nanya gitu ke orang-orang yang bertanya kapan nikah ke aku. Heheh aku cuma jaga perasaan (japer) bukan bawa perasaan (baper). Kalau tidak, dikira nggak tahu aturan . 

Status lajang kan tidak menimbulkan lubang pada lapisan ozon yang mengganggu masyarakat atau menambah polusi udara atau banjir. Justru lajang saat ini berperan mengurangi potensi lonjakan penduduk di Indonesia. Data Badan Pusat Stastik tahun 2017 penduduk Indonesia berjumlah sekitar 260 juta jiwa. Indonesia berada di peringkat 4 dunia dengan jumlah penduduk terbesar, sesudah China, India, dan Amerika Serikat. Pada 100 tahun kemerdekaan atau tahun 2045, penduduk Indonesia diprediksi berjumlah 320 juta jiwa. (Sumber :
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/24/180051826/indonesia-diprediksi-tak-lagi-jadi-negara-berpenduduk-muslim-terbesar-di
*note : aku comot sumber berita online. Itu di jogja tapi aku nggak liputan itu #bukanwilayahtugas). 
Nah lo udah banyak kan penduduknya. Jadi lajang ini cukup membantu negara karena tidak nambah masalah.

Selain itu tidak sedikit yang kini nikah di usia muda atau nikah diluar rencana misal "DP" hamil duluan. Tapi banyak juga yang nikah muda berujung cerai dan kekerasan dalam rumah tangga. ( sumber: http://lifestyle.kompas.com/read/2017/02/16/113500420/perceraian.diprediksi.naik.terus.selama.10.tahun.ke.depan).
nah lo nggak mau kan nikah cerai nikah cerai..(mirip selebritis dong)

Kalau di atas 30 tahun hamil, lahirannya rentan lo. 
Memang secara kesehatan dari kaca mata dokter idealnya begitu. Tapi melahirkan sehat dan selamat itu semua atas izin Allah. buktinya ada yang melahirkan di atas 30 tahun bisa normal, sehat dan tidak operasi cesar. Yang penting bismillah deh.

Terus kapan nikahnya ? Jadi nggak pengin nikah ? Ya pengin tapi belum kebelet (PUP kali kebelet). Bukan itu sih hehe. Maksudku ya aku pengin nikah bila sudah benar-benar siap dan menemukan orang  yang "klik" dan mau saling menjadi teman hidup. 

DON'T ASK ME TO GET MARRY SOON. EVEN MY AGE IS GETTING NEW EVERY YEAR. CAUSE I WILL MARRY IF I AM READY AND THE DESTINY FROM GOD COME TO ME.

Ya bagiku menikah itu penting. Nggak cuma sekadar melepas status atau desakan umur untuk segera nikah lalu pasang sale obral.. (Emang barang-barang di mall, didiskon) 
Menikah bagiku sebaiknya cukup sekali dalam hidup. Jadi harus dipersiapkan segalanya. Nggak cuma modal saling cinta. (Emang bisa bayar listrik pakai cinta). Harus siap mental, fisik, finansial, komitmen dan tanggung jawab (#kemapanangariskeras) 

Kalau bahasa Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional jadilah Genre ( Generasi Berencana). Nggak mau kan nikah tapi kehidupannya justru berantakan. 

Ada yang bilang jangan lama lama, jangan pilih-pilih. 
Prinsip memang tidak pilih-pilih. Tapi memilih itu penting. Biar nggak menyesal setelah menikah nanti dan berujung cerai. Jangan lama-lama? Lha memilih itu nggak bisa instan seperti masak mi instan. Butuh proses.

Beruntung ada orang terdekat yang nggak banyak tanya soal kapan nikah. Bahkan belum pernah nanya itu ke aku. Ya bersyukur aku punya bapak demokratis dan memyerahkan semua pilihan ke anaknya. Tapinkonsekuensinya ya harus siap dijalani. I love you bapak, (maaf ibuk kali ini aku tak dipihakmu. Beda pendapat sama ibuk nggak bikin durhaka kan ya heheh, (ingat lagunya Dea ananda trio kwek-kwek surga di telapak kaki ibu) . 

Bismillah aku percaya Allah lebih tahu saat yang tepat. Semua akan menikah pada waktunya. Eh indah pada waktunya. Seperti kata  Leo Tolstoy Tuhan tahu, tapi menunggu...