3/12/2015

Belajar Tega

Sial kenapa sejak dua hari ini aku kurang konsentrasi. Apa karena tuh orang lagi. Aku jadi berpikir kenapa sekitar dua minggu lalu dia mencoba menghubungiku lagi. Padahal aku sudah berusaha menghindarinya. Semua kontak sudah aku hilangkan dan block. Tapi sial aku kelupaan memblock kontaknya di WA.
Dia kembali menghantui dan menteror kehidupanku yang sudah cukup nyaman tanpa ada dirinya. Dan hal yang paling menyebalkan adalah dia kembali mempertanyakan kesalahannya di masa lalu. *Helooo itu sudah lewat. Sudah selesai. Kenapa masih coba dibuka lagi.
Aku memilih berusaha menjaga jarak dengannya karena aku tidak mau lagi menjadi korban fitnah seperti dulu. Rasa sakit yang dulu masih sedikit tersisa. Tapi kenapa dia muncul lagi.
Namun dua hari lalu aku menyimpulkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaanku. Aku sudah menduga, pasti kisahnya berakhir dan ia mencoba mencariku dan meminta maaf kembali. Aku cukup mengenal karakternya karena hubungan pertemanan cukup dekat sejak 3 tahun lalu. Ternyata kabar burung tentangnya pun sudah beredar.
Aku memintanya untuk tidak mengganggu lagi. Dia memintaku agar tidak menghindarinya ketika bertemu. Tapi aku masih belum bisa melihatnya bahkan berbicara seperti dulu. Meskipun dia memohon satu permintaan terakhirnya agar dia bisa bersahabat denganku seperti dulu. Tapi aku menolaknya dan sampai sekarang  belum bisa berteman seakrab seperti dulu dengannya. Aku harus tega meski ada yang tersakiti demi menjaga dariku dari fitnah.
Siang pun aku dia sesekali terngiang di kepalaku. Dan sial saat pulang kerja, aka berpapasan dengannya di jalan. Dia berjaket biru mengendarai motor ke arah timur. Aku mengendarai motor ke arah barat. Aku mencoba menutup helm. Sepertinya dia melihatku karena aku mengenakan jaket merah menyala yang biasa kupakai. Sekilas melihatnya sebenarnya aku tidak tega. Dia terlihat lesu nggak ada semangat.
Ayolah tri kamu harus tega. Sesekali belajar tega agar dia bisa mengambil pelajaran dari kesalahannya hanya karena buta asmara. Menyeret orang lain menjadi korban fitnah dalam masalahnya. Seperti kataku ke dia, mari jalani hidup kita masing-masing. Aku tidak mengganggu kamu, dan kamu tidak mengganggu aku. Jadi buat sesimple itu saja.

Kotagede, 12 Maret 2015