Sore tadi, aku melihatmu berbaring di ranjang putih. Sejumlah selang terhubung masuk di mulut, hidung , pinggang dan nadi tanganmu. Perban putih tertempel di dahimu. Beberapa ujung jari-jarimu tampak membiru. Sesekali kepalamu mengejang diikuti tubuh.Dua tanganmu tetap memegang erat tepi ranjang. Kamu sudah bsa bergerak, tapi masih tak sadarkan diri. Dan aku hanya terpaku melihatmu di balik kaca ruang icu/
Tiba-tiba saja, aku teringat masa lalu. Waktu itu kita masih duduk di bangku SD. sepulang sekolah atau hari minggu dan libur, kamu diantar bulek ke rumahku. Kita main bareng, paling sering main kartu remi atau monopoli. kamu masih bisa tertawa dan kadang berlari-lari.
Entah beberapa tahun ini, semenjak kita menginjak usia SMA dan kuliah, kita jadi jarang ketemu. Padahal jelas rumah kita tak jauh hanya terpisah jalan raya. namun aktivitas kita masing-masing yang memisahkan kita.
Itu dulu, tapi kini, kau lemah di sana. Aku tidak tau , apa kamu masih ingat saat kecil kita bermain bersama? Tiga hari lalu, kecelakaan maut menimpamu dan sekarang kau terbaring di ranjang putih ditemani ayahmu sekaligus pak likku. Beberapa teman kuliahmu dan pemuda pemudi kampung juga datang silih berganti. Kerabat pun demikian.
Kami semua mendoakan mu dik. Berdoa agar Allah memberikan jalan yang terbaik...agar kamu bisa sadar kembali. Ya Allah berikan kekuatan pada adik sepupuku, teman kecil agar sadar dari koma-nya. amin